Sekilas Gudang Digital Online adalah salah satu Toko Online Kamera yang berlokasi di kota yogyakarta. Banyak promo menarik yang selalu diadakan di toko ini. Salah satu Produk yang dijual di toko ini adalah kamera murah DSLR.
Fujifilm X-T1 merupakan salah satu kamera mirrorless yang populer saat ini, terutama bagi penggemar fotografi serius. Saya beruntung beberapa kali dipinjamkan kamera Fujifilm XT-1 oleh beberapa teman penggemar fotografi. Untuk review kali ini, saya dipinjami Fuji X-T1 dan dua lensa yaitu lensa lebar 10-24mm f/4 OIS dan lensa portrait / medium telefoto 56mm f/1.2.
Desain dan body
Fujifilm XT-1 mengunakan desain klasik jaman kamera film sehingga tampak berbeda dengan kamera DSLR atau mirrorless modern. Dibagian atas kamera terdapat tiga roda untuk mengganti ISO, shutter speed dan kompensasi eksposur. Juga ada beberapa tuas antara lain untuk mengganti fungsi drive mode dan metering. Dibagian depan dan belakang kamera, terdapat dua roda dial untuk mengganti nilai setting, bisa juga digunakan untuk mengubah bukaan dan shutter saat memasang lensa Fuji XC yang tidak memiliki aperture ring. Dengan adanya 8 roda dan tuas tersebar di bagian atas dan depan kamera, maka fotografer tidak perlu sering masuk ke menu untuk mengganti setting kamera.
Kamera ini tidak memiliki roda untuk mengganti mode kamera seperti Auto, P, S/Tv, A/Av, dan sebagainya.
Sebagian besar casing body kamera terbuat dari logam dan saat menggengamnya terasa lebih padat dari kamera mirrorless Fuji X-PRO1. Dimensi body kamera tidak besar, yaitu 129 x 89.8 x 46.7mm, tapi cukup berat yaitu sekitar 445 gram (belum termasuk lensa). Dengan demikian X-T1 ini beratnya kurang lebih sama dengan kamera DSLR pemula seperti Nikon D3300 (460 gram), tapi lebih ringan dibandingkan kamera DSLR semipro seperti Canon 70D (755 gram).
Pegangan Fujifilm XT-1 menurut saya agak kecil, sehingga saat dipasang dengan lensa zoom agak sedikit timpang. Solusinya bisa dengan aksesoris handgrip tambahan seperti gambar dibawah ini, tapi tentunya menambah bobot sekitar 120 gram. Totalnya menjadi 565 gram yang kurang lebih seberat kamera DSLR pemula seperti Canon 700D.
Saya juga kurang menyukai pilihan shutter speed di roda dial yang sedikit (sekali melangkah 1 stop), sehingga saat saya ingin memilih shutter speed 1/45 detik, selain harus memutar roda dial di atas kamera, saya juga harus memutar roda dial di belakang kamera untuk memilih nilai shutter speed yang saya inginkan. Mengganti nilai ISO juga tidak mudah karena ada tombol pengunci ditengah. Perlu banyak latihan untuk bisa mengganti setting exposure dengan cepat.
Jendela bidik Fujifilm XT-1 merupakan yang terbesar ukurannya untuk kamera mirrorless saat ini. Jauh lebih besar dari kamera Fuji lainnya seperti seri XE, X-PRO dan X100. Kualitasnya sangat baik, Anda bisa melihat dengan jelas apa yang akan dipotret dengan jelas dan terang. Banyak informasi yang ditampilkan di jendela bidik, antara lain nilai exposure, lightmeter, Dynamic Range, ukuran foto, film simulation, virtual horizon, dan autofocus area. Ukuran viewfinder ini bahkan lebih besar dari jendela bidik kamera DSLR full frame seperti Nikon D810.
Untuk manual fokus di jendela bidik, Fujifilm sangat inovatif, selain ada focus peaking, juga ada dual mode, yang membagi tampilan menjadi dua bagian, satu untuk keseluruhan gambar, dan yang lebih kecil untuk detail yang diperbesar. Fitur ini setau saya hanya ada di kamera ini saja.
Kualitas gambar
Keunikan Fujifilm terletak di sensor dengan arsitektur yang unik yaitu X-Trans. Saat ini, hanya Fuji yang mengunakan sensor jenis ini. Ada beberapa kelebihan sensor ini yaitu 1. Tidak perlu filter low pass sehingga ketajaman lebih tinggi daripada sensor type bayer pada umumnya (kebanyakan kamera Canon EOS masih mengunakan filter low pass, dan sebagian kamera mirrorless Sony (kecuali Sony A7R). Kelebihan kedua adalah warna lebih akurat dan yang ketiga adalah pola noise yang lebih acak dan alami.
Fujifilm XT-1 mengunakan sensor APS-C (23.6 x 15.6mm). Resolusi gambarnya 16 MP dan rentang ISO yang dianjurkan dari 200-6400 (bisa diexpansi ke ISO 100, 51200). Dari uji coba saya, kualitas gambar dari sensor ini kualitasnya baik dan tajam. Hanya saja, jika dibandingkan dengan kamera digital jaman sekarang yang rata-rata sudah 24 MP dan bahkan ada yang 50 MP, 16 MP terasa sedikit ketinggalan jaman. Bagi yang senang cetak besar (A2, panjang 60cm) atau lebih besar, atau suka cropping, maka 16 MP terasa kurang. Tapi bagi yang cetak tidak lebih dari ukuran A3 (panjang 40cm) maka 16 MP bukan menjadi masalah.
Untuk ISO tinggi, ISO 3200 masih lumayan, tapi perlu diketahui juga jika kita bandingkan dengan kamera merek lain, untuk kondisi cahaya yang sama, hanya perlu ISO 1600 atau 2000 (2/3-1 stop) untuk mendapatkan hasil yang sama. Karena arsitektur sensor X-Trans Fuji, noise tidak terlihat terlalu mengganggu dan noise warna (chroma noise) jarang muncul. Perlu diperhatikan juga bahwa Sensor Fuji resolusinya hanya 16MP, semakin rendah resolusi foto, jumlah noise juga terlihat lebih sedikit dibandingkan dengan kamera dengan resolusi lebih besar.
Intinya, kualitas gambar Fuji XT-1 ini berada di tengah-tengah, lebih bagus dari kamera digital bersensor APS-C pada umumnya, tapi belum setara dengan kamera bersensor full frame.
Apakah Fujifilm X-T1 cukup untuk kebutuhan foto profesional/komersial?
Jawabannya tergantung jenis fotografinya, untuk foto studio portrait dan still life, Fujifilm X-T1 sudah cukup bagus, tapi untuk foto subjek yang bergerak cepat, sistem autofokus Fuji X-T1 masih agak lambat, terutama saat dipasang dengan lensa-lensa yang AF-nya pelan seperti 56mm f/1.2. Untuk lensa dengan motor fokus cepat seperti Fuji 50-140mm f/2.8, autofokus lebih cepat. Untuk prewedding mungkin tidak terlalu masalah karena gerakan subjek biasanya tidak terlalu cepat. Tapi untuk foto candid, liputan, olahraga, X-T1 masih belum setara sistem kamera DSLR atau mirrorless dengan hybrid autofocus.
Untuk fotografi travel dan landscape yang intensif, saran saya perlu stok baterai tambahan yang cukup banyak. Dari sunrise sampai sunset, kurang lebih butuh tiga baterai. Amannya bawa empat atau lima baterai. Soal bobot sistem, Fujifilm X agak lebih ringan dari sistem kamera DSLR pada umumnya, tapi tidak lebih ringan dari sistem kamera mirrorless lainnya. Keputusan Fujifilm untuk memilih material logam untuk lensa-lensanya memang bagus untuk daya tahan lensa, tapi akibatnya bobotnya menjadi relatif berat.
Contoh:
Fujifilm XT-1 dan lensa Fuji 10-24mm f/4 OIS totalnya = 855 gram
Kamera DSLR Canon 70D dan lensa Canon 10-18mm f/4 IS totalnya = 995 gram
Kamera DSLR Nikon D7100 dan lensa Nikon 10-24mm totalnya = 1214 gram
Kamera mirrorless Sony A6000 dan Sony 10-18mm f/4 OSS = 569 gram
Kamera mirrorless Panasonic GM1 dan Panasonic 7-14mm f/4 = 500 gram
Untuk penggemar speedlite/flash external, Fuji belum punya sistem flash yang bagus, dan sync speed X-T1 hanya 1/180 detik, dibandingkan dengan kamera DSLR pada umumnya sekitar 1/250 detik.
Beberapa fitur yang menarik dari Fujifilm X-T1
Mechanical dan Electronic Shutter
Saat Fujifilm merilis Fujifilm XT-1 Graphite edition, ada tambahan fitur untuk XT-1 hitam juga, yaitu pilihan Electronic Shutter atau kombinasi Mechanical dan Electronic Shutter. Mechanical shutter XT-1 mentok di 1/4000 detik. Mungkin ini bukan masalah bagi sebagian besar orang. Tapi jika sukanya motret di kondisi cahaya terang (outdoor) dan mengunakan lensa berbukaan besar, maka 1/4000 detik mungkin belum cukup dan foto masih overexposure (terlalu terang). Untungnya ada pilihan electronic shutter, sehingga kita bisa memilih shutter speed sampai dengan 1/32000 detik.
Kelebihan lain dari electronic shutter adalah tidak bersuara, ideal untuk foto candid/street. Tapi ada juga kelemahannya, yaitu rolling shutter (efek distorsi saat memotret subjek bergerak cepat yang dekat dengan kamera, dan efek “banding” saat motret di bawah lampu flourescent (biasanya indoor). Maka itu, saya tetap mengusulkan untuk mengunakan mechanical shutter sampai 1/4000 detik.
Ngomong-ngomong, perbedaan antara edisi XT-1 hitam dan Graphite Silver ada di bagian atas dan bawah kamera dilapisi oleh tiga lapisan tambahan termasuk lapisan graphite silver yang membuat kamera ini lebih berkilau.
Pilihan processing
Bagi yang suka hasil yang sudah diproses/edit di kamera langsung, Fujifilm XT-1 menyediakan beberapa pilihan preset dan kustomisasi. Yang ekslusif dari Fujifilm adalah Film Simulation, yang meniru efek film jaman dahulu: Provia, Astia, Velvia, Classic Chrome (dari Kodak), dan beberapa preset film lainnya. Kita bisa melihat langsung efek dari pilihan film yang kita pilih lewat layar LCD dan jendela bidik. Ada juga pilihan untuk mengatur kontras highlight dan shadow untuk mengatur keseimbangan tonal foto.
Pilihan kustomisasi
Banyak tombol di kamera ini bisa dikustomisasi/diprogram fungsinya sesuai kebiasan memotret. Saya mencatat ada 7 fn (function) button yang bisa diprogram. Dua roda dial juga bisa dikustomisasi, misalnya roda depan untuk mengubah bukaan, dan roda belakang untuk shutter speed, atau sebaliknya. Adanya dua dial ini karena ada beberapa lensa Fujifilm jenis XC yang tidak memiliki ring bukaan (aperture ring).
Pengalaman dengan lensa portrait dan lensa lebar
Saya mendapat pengalaman mengunakan dua lensa Fuji, yang pertama adalah Fuji 56mm f/1.2 spesialis portrait, dan satu lagi lensa lebar, ideal untuk landscape dan arsitektur Fuji 10-24mm f/4 OIS.
Fuji XF 56mm f/1.2 (ekuivalen 85mm di FF), merupakan focal length klasik untuk foto portrait. Di f/1.2 cukup tajam tapi lebih tajam lagi kalau mengunakan f/1.6 – f/2.8. Menurut saya lensa ini sangat bagus dari konstruksi dan kualitas optiknya. Keren untuk portrait baik beauty maupun human interest. Kelemahan utama lensa ini adalah autofokusnya yang relatif lambat.
Lensa Fuji XF 10-24mm f/4 biasanya disukai oleh fotografer pemandangan. Lensa ini juga kualitasnya bagus, distorsi lensa terkendali. Optical stabilizationnya bagus. Saya bisa mendapatkan foto yang tajam dengan shutter speed 1/8 detik tanpa tripod. Hasil fotonya tajam, dan konstruksinya kokoh. Lensa ini juga saya sarankan untuk travel. Yang saya kurang suka dari lensa ini adalah tidak ada indikator bukaan di lensa dan ring aperture terlalu mulus sehingga mudah tergeser secara tidak sengaja.
Keunggulan Fujifilm XT-1 (yang saya sukai)
- Ukurannya cukup compact tapi padat
- Jendela bidik yang sangat besar dan terang
- Manual fokus dipermudah dengan jendela bidik yang besar dan dual Mode
- Layar LCD yang bisa dikustomisasi
- Layar LCD bisa diputar keatas
- Banyak tombol yang bisa dikustomisasi
- Banyak roda dial dan tuas untuk ganti setting tanpa harus masuk ke menu
- Banyak lensa berkualitas Fuji XF yang tersedia
- Kualitas gambar tajam
- Mechanical+electronic shutter 1/4000 detik s/d 1/32000 detik
- Pilihan film simulation